Bicara soal ulang tahun, yang tersimpan dalam pikiran
kebanyakan orang adalah tiup lilin, potong kue, potong tumpeng, dan mungkin
makan bersama. Tetapi lain halnya dengan peringatan satu tahun Taman Baca
Masyarakat Guyub Rukun. Taman bacaan yang menjadi mitra kerja dalam pengabdian
terhadap masyarakat bagi Generasi Bakti Negeri Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Sabtu, 28 Mei 2016, menjadi hari terwujudnya kegiatan
tersebut. Semarak lomba mewarnai bagi PAUD dan TK pada pagi hari, menjadi
pembuka sebelum puncak acara. Antusias anak-anak yang mengikuti pun luar biasa.
Bahkan anak-anak juga terhibur dengan tempat foto yang disediakan oleh panitia.
Karena ada beberapa papan yang bisa dipegang bertuliskan aku cinta buku, aku
ingin sukses, aku rajin membaca, dll, beserta background tempat foto menarik
berhiaskan buku-buku.
Puncak acara malam hari yang telah dipercayakan kepada
Awal ( anggota GBN ) untuk mengonsep pentas seni anak-anak maupun remaja dari
masayarakat dusun Jambon, bisa dibilang berhasil mencapai tujuan kegiatan. Dari
menampilkan tarian adat lima pulau besar di Indonesia, pembacaan puisi dengan
bahasa daerah lima pulau besar juga, pengucapan sumpah pemuda, dan menyanyikan
lagu Tanah Airku. Selain acara tersebut, juga ada penghargaan bagi anak-anak
dan pemuda. Penghargaannya antara lain ; peminjam buku terfavorit, pemuda muka
buku, pemuda pemanfaat bahan rongsong, pemuda pengelola pupuk, dsb.
Awal sendiri memilih menampilkan kesenian lima pulau
besar juga dengan alasan. Bahwasannya ingin mengenalkan kesenian di Indonesia
tidak hanya kaya di pulau Jawa, tetapi pulau-pulau besar lainnya ( Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua ) juga kaya akan seni. Sehingga diharapkan
mampu menambah kecintaan terhadap tanah air karena kebanggaannya melihat
keanekaragaman Indonesia.
Apalagi selang tiga hari adalah peringatan kelahiran
Pancasila. Bersamaan acara satu tahun TBM Guyub Rukun, pihak GBN dan karang
taruna juga ingin menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sekaligus semboyan yang tercengkeram di kaki burung garuda, yakni Bhinneka
Tunggal Ika.
Sesuai dengan nama TBM yaitu Guyub Rukun, acara tersebut
ternyata mampu memperlihatkan bagaimana keguyuban masyarakat setempat yang
selalu menjaga kerukunan. Dari mulai anak-anak, pemuda, sampai orang tua, serta
GBN sendiri. Mereka bahu-membahu mewujudkan acara demi tercapainya tujuan dari
serangkaian kegiatan.
Menurut pemaparan Triyanto ( salah satu karang taruna
dusun tersebut ), sangat senang dengan terselenggaranya acara tersebut. Karena
dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan TBM yang lebih berdaya guna dan
sebagai pusat belajar masyarakat. Kehadiran GBN sendiri juga cukup membantu,
dan ke depannya mereka akan sama-sama saling berbagi demi menjalin mitra kerja
pengabdian yang lebih sesuai dengan kehidupan masyarakat. Semoga menginspirasi.
Ditulis oleh Annisa
Siwi Prastiwi, anggota Generasi Bakti Negeri, mahasiswa Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.