Selanjutnya sesi materi dan pelatihan
tentang pembuatan pupuk organik disampaikan oleh Riyanto, selaku koordinator bidang bank pupuk organik (BPO).
Riyanto mengawali dengan penjelasan beberapa jenis sampah yang berada di
sekitar kehidupan kita dan memberikan saran kepada peserta pelatihan bahwa
sampah di dekitar kita dapat dimanfaatkan. Salah satunya jenis sampah organik
bisa digunakan dan diolah menjadi pupuk organik sehingga sampah bisa
dimanfaatkan untuk pemupukan bagi pertanian maupun perkebunan. Di lain sisi
juga untuk mewujudkan masyarakat yang peduli sampah dan lingkungan.
Riyanto menyampaikan sampah yang
dapat diolah menjadi pupuk organik yang paling mudah adalah sampah dedaunan
atau sisa-sisa sayuran dan buah-buahan dari rumah tangga. Sampah-sampah tersebut dicacah terlebih dahulu
diusahakan sampai tercacah kecil-kecil. Setalah itu sampah yang sudah tercacah
diberi cairan EM4. EM4 adalah cairan yang berfungsi sebagai ragi dalam
pembuatan pupuk agar cepat terfermentasi oleh bakteri. EM4 (decomposer) ini berbahan
dasar bekatul yang dicampurkan dengan tetes tebu. Setelah selesai dicampur dengan
EM4 cacahan sampah dimasukkan kedalam tong atau ember bisa juga terpal
tujuannya untuk proses fermentasi dan ditutup rapat. Tong sebaiknya ditaruh
dilingkungan atau tempat yang sejuk. Selang
3-4 hari tong tersebut bisa dibuka dan sampah tadi dicampur aduk (diorak-arik
dalam bahasa jawa) lalu setelah selesai ditutup kembali. Proses menjadi pupuk
organik kurang lebih memakan waktu selama satu bula. Diusahakan juga seminggu
sekali sampah cacahan sampah tersebut diaduk (diorak-arik).
pencampuran sampah dengan EM4 |
Selesai materi peserta pelatihan
diajak untuk paktek pembuatan pupuk organik. Beberpaa peserta ternyata sudah
membawa sampah yang sebagian besar adalah dedaunan dan sisa sayuran rumah
tangga untuk bahan praktek. Beberapa peserta mulai mencacah, pencacahan sampah
dedaunan secara manual yaitu menggunakan sabit.
foto bareng peserta dan Teras Baca Guyub Rukun |
0 komentar:
Posting Komentar