Tuliskan segala apa yang menjadi pengetahuan anda

Jangan tidur sebelum membaca, jangan mati sebelum menulis (Lasa HS.)

Tebarkan keceriaan kepada semua orang

Karena senyuman adalah sebagian dari ibadah

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Maret 2016

Semangatnya Anak-anak Teras Baca dibimbing GBN

kak Safa mengajari menari anak-a
Minggu (28/02) Komunitas dari Generasi Bakti Negeri (GBN) UMY kembali menghibur anak-anak di Teras Baca Guyub Rukun Jambon, Argosari. Kehadiran Komunitas GBN ini disambut gembira oleh anak-anak Teras Baca Guyub Rukun.  Karena GBN menurut anak-anak merupakan kakak-kakak pengajar yang tidak hanya menghibur tetapi bisa mengenalkan ilmu kesenian nusantara dan bermain menarik, seperti seni tari, dongeng nusantara, lagu-lagu daerah dan lain sebagainya.


Ketika awal Bulan Maret lalu seminggu penuh dari komunitas GBN ada Kak Bayu, Kak Safa, Kak Anis, Kak Awal dan Kak Sukma berkegiatan di Teras Baca Guyub Rukun. Kali ini dari komunitas GBN hadir beberapa personil yang baru. Perkenalan pun berlangsung dengan seru antara anak-anak dan Kakak-kakak dari komunitas GBN yang baru jumpa pertama kalinya dengan anak-anak Teras Baca Guyub Rukun.


Setelah perkenalan kakak-kakak dari komunitas GBN ini langsung menawarkan kepada anak-anak beberapa kelas yang nantinya akan ditempuh untuk belajar. Pertama kelas menari yang dipandu olek Kak Safa. Kak Safa ini memang dari kemarin sejak awal ke Teras Baca Guyub Rukun mengajari anak-anak menari dengan iringan lagu Gundul-gundul Pacul. Dengan peserta penarinya yaitu Amelia, Atifah, Dewi, Rika, Cahya, Risti dan Widya.



Kak Rona memberikan pengarahan cuci tangan
Kelas kedua yaitu dipandu oleh Kak Rona yaitu kelas cuci tangan. Kak Rona mengajarkan pentingnya cuci tangan dan bagaimana langkah-langkah cuci tangan yang benar. Anak-anak serius memperhatikan dan mempraktekkan langkah-langkah cuci tangan yang benar. Tawa pun muncul ketika tangan dari salah satu anak berkulit kecoklatan dan saling ejek karena mengatakan banyak kumannya dan tidak bisa dihilangkan walaupun sudah dicuci menggunakan sabun. J






Setelah itu ternyata anak-anak masih semangat dan masih pengen untuk dihibur oleh kakak-kakak dari komunitas GBN. Masih bersama Kak Rona mereka lalu diberi asupan dongeng. Dongen tentang Pinokio pun lantang diberikan Kak Rona untuk anak-anak. Masih hausnya anak-anak dengan dongeng lalu Kak Sigit mendongeng tentang Sangkuriang. Anak-anak pun tertawa karena ada salah satu dari tokoh dalam cerita namanya sama dengan salah satu kakak dari GBN.







Dongeng pun masih berlanjut, kali ini tampil Kak Tasya yang medongeng tentang Malin Kundang. Sesi ini anak-anak mulai berkurang semangatnya. Akhirnya anak-anak Teras Baca Guyub Rukun bergantian yang beraksi. Mereka memberikan hiburan balik ke Kakak-Kakak dari komunitas GBN. Munculah disini permainan tebak-tebakkan. Teori untuk tebak-tebakkan kali ini diambil oleh anak-anak dari buku. Anak-anak bergembira dan merasa puas ketika Kakak-kakak dari GBN salah menjawab. Saling tukar tebak-tebakkan pun muncul antara anak-anak dan Kakak-kakak dari GBN. Pada akhirnya ada Kak Sigit terkena hukuman karena sudah berjanji jika anak-anak bisa menebak pertanyaanya Kak Sigit akan push up.



Add caption
Dalam kegiatan ini komunitas GBN tidak datang sendiri. Mereka ditemani Kakak-kakak dari ilmu komunikasi yang meliput semua kegiatan di Teras Baca Guyub Rukun yang dilaksanakan Kakak-kakak dari GBN dan anak-anak. Mereka mewawancarai juga perwakilan dari komunitas GBN dan ketua pengelola Teras Baca Guyub Rukun yaitu Triyanto. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi liputan video, berkumpul bersama antara anak-anak dan Kakak-kakak dari GBN beserta pengelola Teras Baca Guyub Rukun yang berteriak bareng-bareng dengan lantang “Generasi Bakti Negeri...Mengabdi Tanpa Henti, Karena Kita....Saudara Sebatik”.



Kamis, 24 Maret 2016

Pelatihan Pupuk Organik di Temuwuh Lor Bareng Tim Teras Baca Guyub Rukun

Minggu (20/03) Tim Teras Baca Guyub Rukun mendapatkan kesempatan berbagi ilmu tentang pembuatan pupuk organik di Dusun Temuwuh Lor, Balecatur. Dusun Temuwuh Lor ini merupakan salah satu dusun binaan Dompet Dhuafa. Bertempat dikediaman Bapak Mario pelatihan ini dilaksanakan. Tim Teras Baca Guyub Rukun beranggotakan Triyanto, Riyanto, Tri Astuti, Samidi, Wanu Suryanto dan Eko Prasetyo Aji yang di dampingi oleh Ibu Tri Andayani sedangkan dari perwakilan Dompet Dhuafa hadIr Bapak Yazid. Peserta pelatihan ini diikuti oleh sekitar  25 warga yang didominasi para ibu-ibu PKK setempat. Pelatihan ini dimulai dari pengenalan Tim Teras Baca Guyub Rukun yang disampaikan oleh Triyanto, selaku ketua Teras Baca Guyub Rukun. Triyanto memaparkan beberapa kegiatan di Teras Baca Guyub Rukun yang salah satunya adalah pembuatan pupuk organik.
Selanjutnya sesi materi dan pelatihan tentang pembuatan pupuk organik disampaikan oleh Riyanto, selaku  koordinator bidang bank pupuk organik (BPO). Riyanto mengawali dengan penjelasan beberapa jenis sampah yang berada di sekitar kehidupan kita dan memberikan saran kepada peserta pelatihan bahwa sampah di dekitar kita dapat dimanfaatkan. Salah satunya jenis sampah organik bisa digunakan dan diolah menjadi pupuk organik sehingga sampah bisa dimanfaatkan untuk pemupukan bagi pertanian maupun perkebunan. Di lain sisi juga untuk mewujudkan masyarakat yang peduli sampah dan lingkungan.



Riyanto menyampaikan sampah yang dapat diolah menjadi pupuk organik yang paling mudah adalah sampah dedaunan atau sisa-sisa sayuran dan buah-buahan dari rumah tangga.  Sampah-sampah tersebut dicacah terlebih dahulu diusahakan sampai tercacah kecil-kecil. Setalah itu sampah yang sudah tercacah diberi cairan EM4. EM4 adalah cairan yang berfungsi sebagai ragi dalam pembuatan pupuk agar cepat terfermentasi oleh bakteri. EM4 (decomposer) ini berbahan dasar bekatul yang dicampurkan dengan tetes tebu. Setelah selesai dicampur dengan EM4 cacahan sampah dimasukkan kedalam tong atau ember bisa juga terpal tujuannya untuk proses fermentasi dan ditutup rapat. Tong sebaiknya ditaruh dilingkungan atau tempat yang sejuk.  Selang 3-4 hari tong tersebut bisa dibuka dan sampah tadi dicampur aduk (diorak-arik dalam bahasa jawa) lalu setelah selesai ditutup kembali. Proses menjadi pupuk organik kurang lebih memakan waktu selama satu bula. Diusahakan juga seminggu sekali sampah cacahan sampah tersebut diaduk (diorak-arik).

pencampuran sampah dengan EM4
Selesai materi peserta pelatihan diajak untuk paktek pembuatan pupuk organik. Beberpaa peserta ternyata sudah membawa sampah yang sebagian besar adalah dedaunan dan sisa sayuran rumah tangga untuk bahan praktek. Beberapa peserta mulai mencacah, pencacahan sampah dedaunan secara manual yaitu menggunakan sabit.
foto bareng peserta dan Teras Baca Guyub Rukun 

Selasa, 08 Maret 2016

Generasi Bakti Negeri untuk Teras Baca Guyub Rukun Jambon

Rasa cinta tanah kelahiran dan tanah air memang harus diajarkan pada anak-anak sejak dini. Kelak merekalah tonggak utama kemajuan bangsa. Penanaman rasa cinta tersebut tidaklah mudah, harus melalui pelbagai media maupun metode untuk menarik anak-anak.

Komunitas GBN sedang memberikan pengarahan kepada anak-anak
            Dalam kesempatan ini, komunitas Generasi Bakti Negeri (GBN) sebuah komunitas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat untuk membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai bakti negeri. Tujuan Komunitas GBN salah satunya beperan dalam program kegiatan KKN UMY di tapal batas Indonesia. Komunitas GBN untuk tahun 2016 ini terbagi menjadi delapam kelompok pengabdian sosial sebagai proses pelatihan sebelum terjun di dunia KKN. Salah satunya kelompok tujuh memilih Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul sebagai tempat mengabdi.
Kak Bayu mendongeng untuk anak-anak Teras Baca
            Menurut Bayu, ketua kelompok tujuh, pemilihan tempat tersebut karena melihat latar belakang dusunnya yang unik karena di daerah ini ada suatu wadah tempat berkegiatan masyarakat yaitu Teras Baca Guyub Rukun. Dari anak-anaknya yang senang belajar dan bermain di Teras Baca Guyub Rukun, pemuda-pemudi yang rajin mengumpulkan barang bekas untuk dijual, serta semua warga yang berinisiatif membuat pupuk organik sendiri. 


            Alhasil, niat baik mengabdi bersambut oleh warga Dusun Jambon, tepatnya di  Teras Baca Guyub Rukun. Waktu pengabdian yang selama empat hari dari Senin (22/2 ) – Kamis (25/2 ) dengan membuka kelas mengenal dan belajar lagu-lagu dan tarian daerah yang diadakan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB melibatkan anak-anak. Tidak bekajar lagu dan tarian daerah komunitas GBN juga mengajari beberapa alat musik daerah seperti kecapi dan seruling, menulis puisi dan syair serta menghibur anak-anak dengan dongeng-dongeng nusantara bertujuan agar anak-anak memiliki rasa cinta tanah air sejak dini.
            Selain itu, Bayu juga menegaskan bahwasannya dia dan kelompoknya tidak ingin sekadar mengabdi. Sehingga berusaha bagaimana menjadi tamu yang baik dan memberikan hal beda dalam mencintai tanah kelahiran serta tanah air.

Kak Awal mengajarkan anak-anak memainkan seruling
     Oleh karenanya, membuat pihak pengelola teras baca Guyub Rukun, yakni Triyanto, menyatakan kebanggaannya telah kedatangan para mahasiswa UMY yang tergabung dalam komunitas Generasi Bakti Negeri. Secara tidak langsung, mampu menciptakan aura nasionalis tersendiri, di mana harapannya menjadi contoh bagi desa-desa ataupun dusun yang lain untuk bergerak membangun kerukunan antar warga dengan hal-hal positif.


          Memang awalnya ini tidak mudah, apalagi dalam pengkondisian terhadap anak-anak. Tetapi mereka yakin jika setiap niat baik akan memiliki jalan yang baik pula. Sebab mengabdi bagi mereka adalah langkah tanpa henti untuk semakin menginspirasi.